Bangkespoldagri Lotim Gencarkan Sosialisasi Anti-Narkoba, Sasar 50 Ribu Pelajar dan Zona Merah Tahun 2025

Rosyidin S
Jumat, Desember 12, 2025 | 21.28 WIB Last Updated 2025-12-12T15:14:03Z

 

Sosok: Kepala Badan Kespoldagri Lombot Timur, H. Mustafa, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com – Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bangkespoldagri) Kabupaten Lombok Timur menegaskan komitmennya dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.

Program sosialisasi bahaya narkoba yang telah berjalan sepanjang 2025 disebut mendapat respons positif dari sekolah-sekolah, bahkan banyak yang meminta kegiatan serupa kembali digelar.

Kepala Badan Bangkespoldagri Lombok Timur, H. Mustafa, menjelaskan bahwa program pencegahan narkoba tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Asta Cita, khususnya poin ketujuh tentang pemberantasan narkoba.

Program kami tahun ini sesuai dengan visi misi pemerintah pusat yang tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo, terutama terkait penanganan narkoba. Di RPJMD kita juga program ini menjadi prioritas,” ujar Mustafa, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/12).

Pada tahun anggaran 2025, Bangkespoldagri menyasar 88 SLTA sederajat, dengan perkiraan jangkauan mencapai 45 hingga 50 ribu siswa di Lombok Timur. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan BNNK, pihak sekolah, serta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Provinsi NTB.

Alhamdulillah, dari pelaksanaan sosialisasi, respons sekolah sangat luar biasa. Banyak sekolah yang bahkan meminta agar kegiatan ini dilanjutkan,” ungkap Mustafa.

Untuk tahun 2026, Bangkespoldagri menargetkan sosialisasi dengan cakupan lebih luas, terutama menyisir kawasan yang disebut sebagai zona merah, seperti Masbagik, Selong, Labuhan Haji, Sukamulya, dan sejumlah kecamatan lainnya.

Tidak hanya sekolah, wilayah pariwisata dan daerah pinggiran juga akan menjadi prioritas mengingat tingginya kerawanan peredaran narkoba.

Daerah wisata itu rentan terhadap narkoba karena banyaknya pengaruh orang luar yang datang. Ke depan kami akan menyentuh wilayah seperti Sembalun dan daerah pinggiran lainnya,” jelasnya.

Selain mengandalkan sosialisasi di sekolah, Mustafa menyebut akan ada kolaborasi dengan berbagai organisasi kepemudaan dan mahasiswa.

Kami akan berkolaborasi dengan ormas-ormas pemuda, HMI, LMND, BEM kampus, hingga pemerintah desa. Jika pihak kampus membutuhkan narasumber, kami siap hadir,” katanya.

Ia juga mengapresiasi peran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di tingkat kecamatan dan desa yang dinilai aktif dalam mendeteksi persoalan sosial di masyarakat, termasuk membantu pemerintah dalam program bantuan permodalan UMKM.

FKDM kita sangat luar biasa. Mereka membantu mendeteksi dini persoalan di bawah dan menyampaikannya kepada kami serta dinas terkait,” jelasnya.

Mustafa memastikan hingga akhir 2025, Lombok Timur masih dalam kategori aman dari ancaman radikalisme maupun terorisme.

Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada indikasi paham radikalisme, intoleransi, maupun terorisme. Kami selalu berkoordinasi dengan Densus 88 dan BIN,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga terus memberikan pemahaman wawasan kebangsaan kepada para pelajar dan mahasiswa, terutama terkait ancaman paham ekstremisme di era digital.

Saya baru saja diundang Dispora memberikan materi terkait wawasan kebangsaan di era digital. Di sana saya menekankan ancaman radikalisme dan terorisme, terutama di tengah perkembangan teknologi,” ujarnya.

Mustofa berharap melalui edukasi yang berkesinambungan, para pelajar memiliki pemahaman yang kuat mengenai bahaya narkoba sehingga mampu menjauhi dan tidak mencoba-coba narkotika.

Kalau mereka sudah mengerti bahaya narkoba, tentu mereka tidak ingin mencoba atau menggunakannya. Itu harapan kami,” tutupnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bangkespoldagri Lotim Gencarkan Sosialisasi Anti-Narkoba, Sasar 50 Ribu Pelajar dan Zona Merah Tahun 2025

Trending Now