DPD RI Sebut Masih Ada Peluang NTB Tambahan Dana Pusat

Ariyati Astini
Kamis, Desember 04, 2025 | 15.21 WIB Last Updated 2025-12-04T07:21:27Z

 

Anggota Komite IV DPD RI, Evi Apita Maya


MANDALIKAPOST.com- Transfer ke daerah NTB di tahun 2026 merosot hingga Rp1 triliun. Kondisi ini menyebabkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat harus memaksimalkan potensi-potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena NTB termasuk salah satu daerah yang masih bergantung pada dana transfer.


Menanggapi hal ini, Anggota Komite IV DPD RI, Evi Apita Maya mengatakan, masih ada peluang Pemprov NTB untuk mendapat transfer tambahan. Asalkan Pemprov mampu memaksimalkan potensi daerah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di awal tahun 2026.


“Kalau memang dalam triwulan pertama itu bagus, pasti akan dikucurkan lebih besar. Jadi dia punya tugas khusus mencapai target 8 persen pertumbuhan ekonomi itu tidaklah mudah karena konsisi kita saat ini,” ujarnya, setelah melakukan sosialisasi empat pilar berbasis komunitas kerja sama MPR RI dengan lembaga forum perlindungan pahlawan devisa Lombok, Rabu, 3 Desember 2025.


Menyinggung NTB yang sempat mengalami kontraksi selama dua triwulan beruntun. Evi mengaku minusnya pertumbuhan ekonomi NTB itu akibat larangan ekspor konsentrat, jika dilihat dari luar sektor tambang, ekonomi NTB malah bertumbuh hingga 3 persen lebih. Di tahun 2026, dia optimis ekonomi NTB akan semakin bertumbuh. Apalagi serapan daerah ini menempati posisi ke empat terbesar di Indonesia. 


“Kalau dikeluarkan itu sesungguhnya pertumbuhan ekonomi kita bagus, tidak rendah. Berkisar antara 3 persen lebih. Dengan seiring waktu perekononian NTB akan baik karena serapan anggaran kita nomor 4 terbesar di indonesia,” jelasnya.


NTB juga, lanjutnya sebagai penyumbang Pekerja Migran Indonesia (PMI) kedua terbesar di Indonesia juga berperan dalam meningkatkan devisa negara. Hal ini juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap ekonomi daerah. 


Penguatan Nilai Pancasila Terhadap PMI NTB sebagai Pahlawan Devisa Negara


Untuk memastikan kontribusi PMI terhadap perekonomian daerah, dia mengaku perlu adanya penguatan rasa cinta terhadap tanah air. Salah satunya lewat penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah derasnya arus informasi dan globalisasi yang berpotensi mengikis jati diri bangsa.


Ia menilai, derasnya arus informasi saat ini dapat perlahan menggerus tatanan kebangsaan Indonesia apabila tidak dibentengi dengan pemahaman yang kuat tentang dasar negara. Khususnya terhadap para PMI yang jauh dari negeri.


“Dengan adanya informasi dan globalisasi ini, lama-lama semua yang menjadi tatanan Indonesia ini terkuras. Untuk itu, kami yang menjadi anggota MPR RI memberikan sosialisasi ini agar masyarakat Indonesia, terutama di NTB dan saya sebagai perwakilan NTB, memastikan bahwa kecintaan kita terhadap tanah air benar-benar tertanam di setiap individu,” katanya.


Menurutnya, ketika kecintaan terhadap tanah air dan dasar-dasar negara telah tertanam kuat, berbagai bentuk perbedaan, pertengkaran, hingga potensi konflik dapat diminimalkan.


“Karena dari dulu saya fokus karena NTB nomor dua terbesar PMI. Kecintaan terhadap tanah air harus ditanamkan sebelum keluar karena dia membawa dirinya sebagai bangsa Indonesia,” pungkasnya. 



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • DPD RI Sebut Masih Ada Peluang NTB Tambahan Dana Pusat

Trending Now