Musda Ke-7 MUI Lombok Timur Resmi Dibuka, Bupati Haerul Warisin: Ulama, Umara, dan Aghniya Harus Sinergi Wujudkan Lombok Timur SMART

Rosyidin S
Jumat, Desember 05, 2025 | 19.54 WIB Last Updated 2025-12-05T11:54:00Z
Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin berikan sambutan dalam acara Musda MUI Ke-7 di Pendopo Bupati, (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com - Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) ke-7 masa bakti 2025–2030 secara resmi dibuka. 


Kegiatan lima tahunan ini dibuka oleh Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, didampingi Wakil Bupati H. Moh. Edwin Hadiwijaya, pada Kamis pagi (4/12) di Pendopo Bupati Lombok Timur.


Mengusung tema “Dengan Semangat Kebersamaan Ulama, Zu’ama dan Aghniya Kita Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Lombok Timur SMART,” Musda ini menjadi forum strategis untuk memilih kepengurusan baru, merumuskan program kerja, dan mengevaluasi kinerja organisasi.


Dalam sambutannya, Bupati Haerul Warisin menegaskan pentingnya Musda sebagai wadah konsolidasi dan perumusan langkah bersama dalam pembangunan daerah. Ia secara khusus menekankan perlunya sinergi antara tiga unsur utama agar visi dan misi pemerintah daerah dapat tercapai.


“Visi dan misi pemerintah daerah harus berjalan seiring dengan tiga unsur utama: ulama, umara (pemerintah), dan para aghniya (orang kaya yang dermawan),” tegas Bupati.


Terkait isu pemotongan anggaran dari pusat, Bupati meyakinkan bahwa hal tersebut tidak akan menjadi penghalang. Justru, kondisi ini harus dijadikan motivasi untuk bekerja lebih giat.


“Terkait pemotongan anggaran dari pusat, saya tegaskan hal tersebut tidak menjadi hambatan. Justru, kondisi itu harus menjadi motivasi untuk bekerja lebih giat dan lebih bersemangat,” ujarnya, seraya memastikan Pemkab Lotim tetap mampu mendukung pembiayaan program MUI.


Senada dengan Bupati, Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Lombok Timur, TGH Ishak Abdul Gani, turut menyoroti pentingnya kolaborasi antara ulama dan pemerintah. Ia menegaskan peran fundamental keduanya dalam membangun negara dan daerah.


“Ulama adalah watsatul anbiya (pewaris para nabi), sementara pemerintah merupakan memakmurkan publik figur yang memiliki pengaruh besar. Karena itu, keduanya harus berjalan bersama untuk negara dan daerah,” kata TGH Ishak Abdul Gani.


Ia juga menyebut Musda sebagai ajang silaturahmi, perekat kebersamaan, dan pertanggungjawaban organisasi. MUI Lotim, yang kini berusia 35 tahun, telah menunjukkan peran aktifnya dalam berbagai situasi, mulai dari penanganan pandemi Covid-19, respons bencana gempa bumi, hingga upaya meredam ketegangan sosial.


Perwakilan MUI Provinsi NTB dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemkab Lombok Timur terhadap penyelenggaraan Musda ini. Ia memberikan pandangan fleksibel terkait pemilihan pengurus baru.


“Pengurus baru tidak harus terdiri dari wajah-wajah baru, melainkan dapat bersifat fleksibel sesuai kebutuhan organisasi,” jelas perwakilan MUI Provinsi NTB.


Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun kekuatan MUI sebagai pembimbing umat, memperkuat persatuan seluruh ormas, dan “menghadirkan pemikiran kolektif yang berdampak pada kemajuan daerah.”


Musda MUI ke-7 ini diharapkan menghasilkan kepengurusan yang mampu membawa semangat baru, memperkuat kolaborasi ulama dan pemerintah, serta terus meneguhkan peran MUI dalam mewujudkan Lombok Timur yang SMART dan bermartabat.


Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dewan Pimpinan dan pengurus MUI Lombok Timur, perwakilan MUI Provinsi NTB, unsur TNI/Polri, Ketua Baznas Lotim, serta tokoh agama peserta Musda.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Musda Ke-7 MUI Lombok Timur Resmi Dibuka, Bupati Haerul Warisin: Ulama, Umara, dan Aghniya Harus Sinergi Wujudkan Lombok Timur SMART

Trending Now