Kurangi Emisi, PLN Manfaatkan Sekam Padi dan Serbuk Kayu untuk PLTU Jeranjang

MandalikaPost.com
Minggu, Februari 14, 2021 | 12.31 WIB Last Updated 2021-02-15T07:33:02Z
Unit Co Firing PLTU Jeranjang Lombok mulai menggunakan energi biomassa untuk menekan emisi dan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

MATARAM - Setelah penggunaan pelet dalam proses co firing di PLTU Jeranjang, PLN NTB melalui anak usahanya PT Indonesia Power terus berinovasi untuk menghadirkan energi bersih di NTB. Salah satunya adalah pemanfaatan sekam dan juga serbuk kayu, alternatif energi biomassa yang sumber dayanya tersedia di Lombok.



General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Lasiran menyatakan bahwa pengembangan energi biomassa ini merupakan salah satu komitmen PLN untuk mengurangi emisi dan juga meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan (EBT). Salah satunya adalah dengan memperbanyak mekanisme co-firing di PLTU.


“Sebelumnya kami telah menggunakan pelet yang berasal dari sampah. Mulai Desember 2020, pelet masuk dalam tahap komersil, dan ditambah dua sumber energi yang lain, yaitu sekam dan juga serbuk kayu, jelas Lasiran.


Petugas PLN menunjukan sekam padi dan serbuk kayu yanh dimanfaatkan di unit Co Firing PLTU Jeranjang.

Sekam padi merupakan lapisan paling luar dari padi atau sering disebut kulit padi. Sekam yang digunakan dalam proses co firing di PLTU Jeranjang sendiri diambil dari salah satu pabrik penggilingan padi yang berada di Kediri, Lombok Barat. Dari 50 ton beras yang digiling, akan mampu menghasilkan 20 ton sekam. Selama ini, sekam dimanfaatkan untuk membakar batu bata merah dan juga penghangat kandang ayam.


Untuk serbuk kayu, dihasilkan dari penggergajian kayu yang berada di Desa Suranadi, Kecamatan Narmada. Serbuk kayu dikumpulkan dari beberapa lokasi, untuk selanjutnya dikirim ke PLTU Jeranjang setelah melalui tahap pengeringan terlebih dahulu. Sebelumnya, serbuk kayu ini digunakan dalam budidaya jamur tiram dan juga telah dikirim hingga ke Bali.


“Supaya dapat beroperasi optimal, satu unit PLTU dapat menggunakan 3% biomassa dari total kapasitas batu bara di tiap unitnya. Jadi, biomassa yang diperlukan adalah 15 ton/hari untuk satu unit PLTU," ujar Lasiran.


Saat ini, total energi biomassa yang digunakan mencapai 30 ton/hari dikarenakan terdapat 2 unit PLTU yang beroperasi. Penggunaanya pun juga dapat dimanfaatkan secara bersamaan dalam proses co firing, antara pelet, sekam dan serbuk kayu, selama tidak melebihi dari 15 ton/hari/unit.


Sebelumnya, PLN NTB telah mengembangkan pembuatan pelet yang berasal dari sampah melalui MoU dengan Pemerintah Provinsi NTB pada bulan Februari 2020. Sampah berasal dari TPA Kebun Kongok yang kemudian dengan melalui beberapa proses dirubah menjadi pelet, yang juga digunakan dalam proses co firing di PLTU Jeranjang.


“Biomassa adalah salah satu EBT yang diolah dalam bentuk limbah.  Selain dampak positif terhadap lingkungan, hal ini juga akan sejalan dengan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi pada tahun 2025," kata Lasiran.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kurangi Emisi, PLN Manfaatkan Sekam Padi dan Serbuk Kayu untuk PLTU Jeranjang

Trending Now