Kepsek SMPN 1 Sembalun Bantah Isu Pelajar Berbuat Tidak Senonoh

Rosyidin
Senin, Oktober 25, 2021 | 09.53 WIB
Para siswa dan orangtua murid saat diminta klarifikasi di SMPN 1 Sembalun terkait video viral.

MANDALIKAPOST.com - Kepala Sekolah SMPN 1 Sembalun,  Zainudin SPd menyesalkan fakta dugaan terhadap video mesum sejumlah pelajar SMPN 1 Sembalun yang beredar di masyarakat belakangan ini, tidak seperti yang viral di media sosial. 


Zainudin menyimpulkan, setelah mendapat keterangan langsung mengenai persoalan video tersebut beredar di grup-grup Whatsapp dan Facebook beberapa hari ini dari orang-orang terkait di dalam video itu. 


"Sangat kita sayangkan, karena faktanya tidak seperti video yang viral di medsos," kata Zainudin, saat dikonfirmasi.


Kepsek SMPN 1 Sembalun, Zainuddin SPd.

Isu yang viral di medsos bahakan menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat setempat bahwa, seperti apa yang diduga sejumlah pelajar berbuat mesum itu tidak benar adanya. 


"Ya kita tidak pungkiri di dalam video itu siswa, siswi kami, tapi mereka tidak berbuat mesum seperti anggapan orang. Kami langsung memanggil semuanya termasuk orang tua, dan didampingi oleh kadus untuk mengkelarifikasi", terang Zainudin. 


Adapun kronologis video tersebut, kata Zainudin lebih lanjut bahwa, Sekitar pukul 12.00 Wita, salah seorang siswi mengajak siswi lainnya (Teman) mencari buah are utuk dirujak (Sambel buah are-red) menggunakan sepeda motor. 


Setelah mengambil buah are disekitaran lokasi dateng dua orang siwa bersama satu temannya cowok menggunakan sepeda motor juga, diantara ketiga siswa itu salah seorang ingin mengungkapakan perasaan suka sama sicewek. Tapi sicowok malu mengungkapkan persaannya didepan teman-temannya, begitu juga sicewek, dan pada ahirnya disuruhlah berduaan oleh teman-temannya, namun tidak begitu jauh. 


Lalu salah seorang siswa mengambil bunga kempaitan (Bunga lokal) dikasih ke temannya itu untuk dijadikan sebagai tanda sukanya sama si cewek. Pada momen itulah saat si cowok memberikan sicewek bunga tersebut, direkam (Pengambilan gambar Video) oleh temannya sendiri dari posisi belakang si cowok berhadapan dengan sicewak dengan jarak sekitar 5 Meter, selang beberapa detik setelah si cowok memberikan si cewek bunga tersebut mereka langsung pulang. 


"Kalau kita analisa dari keterangan mereka, tidak mungkin mereka berbuat seperti diduga oleh masyarakat. Hanya sekedar ngasih bunga, malah pegangan tangan pun mereka tidak sempat", tutur Zainudin. 


"Itu keterangan mereka saat kita kelarifikasi atau konfirmasi, bersama orang tuanya disekolah", imbuh Zainudin. 


Tidak dipungkiri sambungnya, dalam gambar di vidio itu si cowok memperbaiki celananya setelah mereka bubar hendak pulang. Kemungkinan itulah menyebabkan masyarakat berasumsi telah melakukan hal yang dilarang oleh agama. 


"Sekali lagi saya tegaskan, mereka tidak berbuat hal yang melanggar norma-norma Agama. Karena di lokasi bukan hanya mereke berdua disana", tegasnya. 


Adapun mengenai orang yang mengunggah video tersebut, diserahkan sepenuhnya kepada pihak keluaraga siswa, siswi setempat karena kejadian itu diluar jam sekolah. 


"Keberlanjutan masalah ini, kami serahkan sepenuhnya ke orang tua wali murid. Meski demikan kita punya tanggung jawab yang sama, untuk mengontrol anak-anak kita", pungkas Zainudin. 


Zainudin mengajak kepada para dewan guru, komite sekolah dan masyarakat, agar tidak membiarkan berita liar itu bredar di medsos. Sehingga merusak citra sekolah, apalagi sudah terlanjur viral di dunia maya sehingga dampaknya luar biasa khususnya bagi sekolah setempat. 


"Mari dengan bijak kita sikapi persoalan ini, dan kita sama-sama untuk meredam persolan itu. Dengan cara memberikan informasi yang benar, baik kepada media maupun melalui medsos," ujar Zainudin. 


Ia pun meminta kepada para orang tua untuk terus meningkatkan pengawasan kepada anak-anaknya, agar terhindar dari  perilaku negatif dan pergaulan bebas di era moderan ini. Karena tangguang jawab sepenuhnya dipundak orang tua, sementara tanggung jawab para guru hanya sebatas dilingkup sekolah saja. 


"Kewajiban kami sebatas dalam perspektif pendidikan, pendekatannya dengan mendidik. Sebab anak-anak bukan penjahat,  mereka sedang mengalami masa pertumbuhan. Jangan sampai mereka terampas masa depannya karena saat ini mereka sangat tertekan dan terintimidasi, oleh hal sepele", kata Zainudin. 


Sementara itu,orang tua korban yang tidak mau disebut namanya. Saat dikompirmasi oleh media ini di rumanya, menyayangkan hal itu terjadi. Pasalnya harga diri anaknya tercoreng dengan isu tersebut lebih-lebih nama keluarga besarnya. Padahal sebenarnya tidak seperti yang dibincangkan oleh masyarakat belakangan ini. 


"Saya sangat terpukul dengan video yang berdar di masyarakat, padahal anak-anak tidak melakukan apa yang diduga", katanya dengan nada kecewa. 


Untuk diketahui lanjutnya, sebagai orang tua selalu menanyakan anaknya jika keluar rumah baik saat pergi maupun pulang. Namum yang namanya musibah tidak bisa dihindari. 


"Apa yang disangkakan oleh orang-orang, bahwa kami kurang pengawasan kepada anak kami itu tidak benar. Dan musibah ini kami jadikan pelajaran berharaga", 


Untuk melaporkan kasus tersebut, ia bersama keluraga korban yang lain akan bermbuk dulu untuk mebicarakan kelanjutannya, apakah akan meloprkan permasalahan itu ke Polsek Sembalun atau damai dengan orang yang membuat dan mengunggah video itu. 


"Kami akan bicarakan dulu dengan keluraga korban yang lain, untuk keberlanjutan masalah itu" Pungkasnya. 


Ditemat terpisah, hal senada juga dikatakan oleh orang tua korban yang lain. Mengaku shoock dengan kejadian menipa anaknya. Seharusnya vedio itu tidak di upload, karena dampaknya sangat besar terutama bagi anak-anak dan keluraga korban. Apa lagi menyangkut nama sekolah. 


"Kita sangat menyayangkan hal itu terjadi, padahal mereka tidak berbuat apa. Tapi apalah daya kita, ibarat nasi jadi bubur", ketusnya. 


"Setiap musibah pasti ada hikmahnya, untuk itu kita berharap ini menjadi pelajaran bagi siapa pun yang mengunggah video yang tidak baik. Apalagi kejadiannya tidak seperti apa yang diduga orang", katanya. 


"Kami akan bermbuk dulu, semiga ada jalan keluarnya, bagaimana pun mereka semuanya dibawah umur. Itu bukan berarti kita tidak sayang kepada anak kita", pungkasnya. 


Selain itu Kapolsek Sembalun, Iptu Lalu Panca Warsa SH. Mengaku tidak tahu permasalahan tersebut, pasalnya selama ini tidak dapat info maupun laporan masuk ke Polsek setempat. 


"Selama ini tidak ada laporan masuk, terkait permasalahan itu. Malahan saya dapat info dari salah seorang wartawan d Sembalun", katanya saat dikonfirmasi lewat thelpon nomer Whatsappnya. Jumat (22/10). 


"Meski demikian, saya akan perintahkan anggota untuk konfirmasi ke pihak-pihak terkait", sambung Panca. 


Untuk diketahui, informasi yang berhasil dihimpun media ini. Video berdurasi 30 detik itu pertama kali di unggah pada hari Senin (18/10), oleh teman korban berinisial RW di setatus whatsapp peribadinya, maksudnya sekedar bermain-main (Bercanda) tidak bermaksud lain. 


Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa yang membagikannya ke gerup-gerup whatsapp dan fecabook. Sejak itulah video tersebut viral dan rame diperbincangkan eleh masyarakat setempat. 


Pada kesempatan itu, RW menyesali perbuatannya dan tidak menyangka apa yang diposting itu menjadi viral. Dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. 


"Saya hanya becanda, tidak bermaksud apa-apa. Untuk itu saya minta maaf kepada semua masyarakat, terutama kepada bapak, ibu guru saya. Juga lebih khusus kepada keluarga dan teman-teman saya atas postingan itu", ucapnya dengan raut wajah penyesalan. 


"Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya, sekiranya saya tahu seperti ini, tidak mungkin saya memposting video itu. Dan saya berjanji tidak mengulanginya lagi", tutupnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kepsek SMPN 1 Sembalun Bantah Isu Pelajar Berbuat Tidak Senonoh

Trending Now