Masih Berlaku, Rp200 Juta untuk Penemu Dokter Mawardi

MandalikaPost.com
Minggu, September 11, 2022 | 13.42 WIB
Kasus hilang dokter Mawardi Hamry./Ilustrasi.

MANDALIKAPOST.com - Dokter Mawardi Hamry hilang 23 Maret 2016 silam, saat ia masih aktif menjabat Direktur Utama RSUD Provinsi NTB.


Enam tahun tanpa jejak dan tak kunjung terlacak, pihak keluarga masih meyakini Mawardi masih sehat dan pasti ditemukan suatu saat.


"Kalau kita di keluarga besar, ya masih yakin dokter Mawardi masih hidup, sehat. InshaAllah suatu saat bertemu," kata Zulkifli Hamry, adik kandung dr Mawardi, Sabtu 10 September 2022 di Lombok Timur.


Dari 8 saudara sekandung, Zul merupakan yang paling akrab dengan dokter Mawardi.


Zul saat ini mengelola Hotel Pondok Bambu di Selong, Lombok Timur. Hotel berkapasitas 20 kamar itu merupakan salah satu asset yang ditinggalkan dr Mawardi.


"Karena hanya kita berdua yang saat itu masih tinggal bersama ibu, jadi kita sangat akrab. Kemana pun dr Mawardi selalu kasih kabar, termasuk saat bertugas ke Jakarta beberapa hari sebelum hilang," kata Zul.


Hilangnya dokter Mawardi Hamry, sudah pernah diselidiki pihak kepolisian. Enam Kapolda berganti, hingga akhirnya dugaan penculikan tak bisa dibuktikan. Mawardi dikategorikan orang hilang.


Zul mengaku, pihak keluarga sempat pesimis bisa menemukan dokter Mawardi. Selain upaya kepolisian, keluarga juga menggunakan jasa banyak paranormal. Toh, Mawardi tetap bag ghaib.


Di tahun ke empat, 2020 lalu, pihak keluarga sempat mengeluarkan "sayembara", akan memberi hadiah Rp200 juta bagi siapa saja yang berhasil menemukan dokter Mawardi.


Terkait hal itu, Zul membenarkan. Dan hal itu masih berlaku sampai saat ini. Tapi ini bukan sayembara.


"Iya masih berlaku. Tapi bukan sayembara. Rp.200 juta akan diberikan sebagai tanda terimakasih keluarga, bagi siapa yang menemukan saudara, kakak kami dokter Mawardi. Cukup informasi saja dimana dia berada dan kalau benar akan dapat penghargaan Rp200 juta itu," ujar Zul.


Melansir Koran NTB diketahui, dokter Mawardi menghilang pada 23 Maret 2016 dari rumah dinasnya di Jalan Langko, nomor 31, Mataram.


Keberadaannya hingga saat ini belum menemukan titik terang. Bahkan, Polda NTB telah mengubah status Mawardi menjadi orang hilang, yang sebelumnya sempat digosipkan diculik.


Polisi pun dibuat kebingungan di mana keberadaan sang dokter. Bahkan, telah beberapa Kapolda NTB berganti jejak hilangnya dokter Mawardi masih penuh tanda tanya.


Polisi telah memeriksa beberapa saksi saat kejadian hilangnya Mawardi. Menurut keterangan saksi, direktur dijemput pada Rabu malam oleh seseorang dengan mengendarai mobil berjenis Avanza hitam. Mobil yang menjemputnya dalam keadaan mesin mati, sehingga hipotesa awal polisi bahwa direktur tidak diculik. Apalagi dengan pakaian resmi yang digunakan saat dijemput.


Keluarga yang sejak awal menduga korban diculik, berubah pikiran saat mengetahui dokter Mawardi membawa empat buku besar. Itu mematahkan alibi seputar diculiknya sang dokter.


Namun, hingga saat ini pun belum ada yang mengetahui alasan Mawardi pergi meninggalkan rumah dinasnya dengan pakaian rapi.


Polisi yang telah dibantu oleh tim Cyber Crime Mabes Polri belum juga mendapat titik terang, hanya sebelumnya sinyal terakhir korban dapat dilacak di sekitar wilayah Lombok.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Masih Berlaku, Rp200 Juta untuk Penemu Dokter Mawardi

Trending Now