Masyarakat Miskin NTB Bertambah 12 Ribu Orang

Ariyati Astini
Selasa, Januari 17, 2023 | 10.23 WIB

 

Pres Rilis BPS Pada Senin (16/1/2023)



MANDALIKAPOST.com-Persentase penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat pada September 2022 sebesar 13,82 persen, meningkat 0,14 persen poin terhadap Maret 2022 dan turun sebesar 0,01 persen terhadap September 2021.


Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 744,69 ribu orang, bertambah 12,8 ribu orang terhadap Maret 2022 dan bertambah 9,39 ribu orang terhadap September 2021.


“Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 14,10 persen, turun menjadi 13,98 persen pada September 2022,” ujar Statistisi Ahli Madya Dr Mohammad Junaedi, PLH Kepala BPS Provinsi NTB, pada pers release, Senin (16/1/2023).


Sementara persentase penduduk miskin pedesaan pada Maret 2022 sebesar 13,24 persen, naik menjadi 13,66 persen pada September 2022. Dibanding Maret 2022, jumlah penduduk miskin September 2022 perkotaan naik sebanyak 2,22 ribu orang (dari 381,84 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 384,03 ribu orang pada September 2022).


Mohammad Junaedi menjelaskan, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 10,6 ribu orang (dari 350,09 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 360,66 ribu orang pada September 2022).


“Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp489.954,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp367.535,- (75,01 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp122.419,- (24,99 persen),” ungkpanya.


Pada September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 3,86 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.891.222,-/rumah tangga miskin/bulan.


Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.


“Indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin,” terangnya


Pada periode Maret 2022-September 2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami peningkatan dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2022 sebesar 2,566, naik dibandingkan Maret 2022 yang sebesar 2,488. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan pada periode yang sama mengalami penurunan dari 0,666 menjadi 0,647 (lihat Tabel 6).


Apabila dibandingkan berdasarkan daerah, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan pada periode Maret 2022-September 2022.


“Pada September 2022, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan sebesar 2,793, sedangkan di perdesaan lebih rendah, yaitu mencapai 2,329. Demikian pula untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di perkotaan adalah sebesar 0,741, sedangkan di perdesaan lebih rendah, yaitu mencapai 0,541,” tandasnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Masyarakat Miskin NTB Bertambah 12 Ribu Orang

Trending Now