![]() |
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zamroni Aziz, menyatakan seluruh proses pemberangkatan 11 kloter pertama berjalan lancar hingga 15 Mei 2025.
MANDALIKAPOST.com- Dari total 4.547 calon jemaah haji (JCH) NTB yang dijadwalkan berangkat, sebanyak 4.299 telah tiba dengan selamat di Tanah Suci. Namun, tiga jemaah meninggal dunia dan lima lainnya gagal berangkat karena alasan kesehatan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zamroni Aziz, menyatakan seluruh proses pemberangkatan 11 kloter pertama berjalan lancar hingga 15 Mei 2025.
“Kloter terakhir, yaitu kloter 12 yang dikenal sebagai kloter Sasambo, malam ini akan diberangkatkan dengan 247 jamaah. Mereka merupakan gabungan dari berbagai kabupaten/kota di NTB,” ujar Zamroni saat konferensi pers, Jumat malam (16/5/2025).
Seluruh jamaah haji asal NTB diterbangkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 777. Kloter 1 hingga 11 mendarat di Madinah, sementara kloter 12 akan turun di Jeddah dan langsung berihram di pesawat untuk menjalani umrah saat tiba di Makkah.
Namun, di balik kelancaran teknis tersebut, duka menyelimuti keberangkatan haji tahun ini.
Ketua Tim Kesehatan Embarkasi Lombok, dr. Ferry Wardana, menyebut tiga jemaah wafat, dua di antaranya sebelum sempat berangkat ke Tanah Suci.
“Mereka adalah Siti Maryam dan Safiin Mustofa, meninggal di RSUD Provinsi NTB. Sementara satu jemaah, Fadilah Sulaiman, wafat di Arab Saudi karena menderita tuberkulosis,” terang Ferry.
Ferry juga menjelaskan bahwa lima jemaah haji batal berangkat tahun ini akibat kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.
“Dua jemaah asal Bima menderita TBC, seorang jemaah dari Lombok Barat hamil muda, satu dari Sumbawa mengalami infeksi paru, dan satu jemaah dari Kota Mataram terkena serangan jantung,” katanya.
Menurut data Kesehatan Embarkasi Lombok, dari 4.547 jemaah yang diperiksa sebelum keberangkatan, sebanyak 409 menjalani pemeriksaan lanjutan di poli embarkasi. Sebanyak 12 jemaah dirujuk ke RSUD Provinsi dan empat lainnya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Keluhan yang mendominasi termasuk mual-muntah akibat perjalanan panjang dari Pulau Sumbawa, serta penyakit bawaan seperti paru-paru, jantung, diabetes, hipertensi, gangguan pencernaan, dan demensia.
“Jemaah lansia dan dengan penyakit penyerta menjadi perhatian utama kami. Tahun ini memang banyak tantangan,” ujar Ferry.
Meski demikian, pihak Kemenag dan tim kesehatan terus memastikan pelayanan terbaik bagi para jemaah yang sudah berangkat, agar seluruh rangkaian ibadah dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar.