Dispar Lombok Timur Bantah Tak Berdialog, dan Menyayangkan Pernyataan Kabid Kelembagaan Dispar NTB

Rosyidin S
Rabu, Juni 18, 2025 | 23.27 WIB Last Updated 2025-06-18T23:51:32Z
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat. (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Timur, Widayat, menyayangkan pernyataan Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata NTB, Mawardi, yang menuding Bupati Lombok Timur dan jajarannya tidak mengutamakan dialog dalam menyikapi konflik antar pelaku wisata Lombok Tengah dan Lombok Timur di perairan Ekas. Widayat menegaskan bahwa pihaknya telah intens berdialog sejak awal.


"Kami sayangkan apa yang disampaikan oleh Pak Mawardi. Kami sejak awal sudah membangun dialog dan komunikasi intensif dalam menyikapi masalah ini dengan semua stakeholder pariwisata di Lombok Tengah," ungkap Widayat, saat dikonfirmasi pada Rabu (18/6).


Menurut Widayat, dialog tersebut bahkan melibatkan Sat Pol Airud Polres Lombok Timur untuk menetapkan standar baku demi keamanan ekosistem pariwisata di kawasan Ekas.


"Jadi dialog itu sejak awal kami lakukan dengan Dispar Lombok Tengah. Jadi Pak Mawardi selaku Kabid Kelembagaan Dispar NTB kami minta tidak memperkeruh keadaan, beliau mestinya mendalami persoalan secara komprehensif baru berkomentar di media," tegasnya.


Widayat juga menjelaskan bahwa insiden Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, yang mengusir kapten kapal (boatman) asal Lombok Tengah di perairan Teluk Ekas pada Selasa (17/06) kamarin tidak bisa dibaca secara parsial.


Ia menyebut kejadian itu sebagai reaksi spontan setelah para pelaku usaha wisata Lombok Timur di Ekas menyampaikan keluhan mereka langsung kepada Bupati Warisin.


"Pada kesempatan itu, Pak Bupati menangkap langsung aspirasi masyarakat (pelaku wisata) kalau mereka seolah tidak diberi ruang oleh saudara kita dari Lombok Tengah saat ombak datang. Karena mereka hanya membawa wisatawan untuk berselancar, lalu setelah itu mereka langsung balik ke wilayah Lombok Tengah, tanpa mengunjungi Ekas," jelas Widayat.


Tak hanya itu, lanjut Widayat, para pelaku wisata juga melaporkan sering terjadi adu mulut bahkan kontak fisik saat membawa wisatawan di lokasi berselancar.


"Itu yang membuat Pak Bupati agak merasa sedih sebenarnya, kok bisa itu terjadi. Makanya beliau langsung ingin mengunjungi lokasi itu, dan secara kebetulan ada boatman dari Lombok Tengah, dan terjadilah peristiwa itu," ungkapnya.


Widayat menekankan bahwa pada prinsipnya, Bupati Warisin ingin mencari jalan terbaik (win-win solution) bagi semua pelaku wisata, baik dari Ekas maupun Lombok Tengah.


Solusi terbaik harus dilahirkan agar ekosistem pariwisata di kawasan Ekas menjadi inklusif, ramah, dan terbuka untuk semua, sehingga menciptakan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.


"Prinsipnya tidak ada pengusiran, yang diinginkan Pak Bupati adalah pengaturan, agar semuanya tertib, dan wisatawan juga merasa aman dan nyaman berkunjung ke sana," paparnya.


Lebih lanjut, Widayat menyebut bahwa Bupati Warisin telah merumuskan beberapa skema untuk membuat kawasan tersebut ramah dan bermanfaat bagi semua.


"Skema rumusan terbaik dari Pak Bupati itu nanti akan kita sandingkan dan rumuskan bersama dengan aspirasi stakeholder pariwisata Lombok Tengah untuk kita dapat kesepakatan dan aturan terbaik yang menguntungkan semua pihak," imbuhnya.


Widayat juga meminta Dinas Pariwisata Provinsi NTB untuk lebih presisi dan mendalami konflik ini secara komprehensif agar dapat melahirkan kebermanfaatan bagi semua pihak. Ia mengibaratkan Dispar Provinsi NTB sebagai pengayom bagi seluruh stakeholder pariwisata di NTB.


"Dispar Provinsi NTB itu saya ibaratkan sebagai ibu dari semua stakeholder pariwisata di NTB ini. Sebagai bagian yang diayomi kami berharap ada arahan yang menyejukkan agar masalah ini cepat dicari solusi terbaik untuk kemajuan pariwisata NTB sendiri," harap Widayat.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dispar Lombok Timur Bantah Tak Berdialog, dan Menyayangkan Pernyataan Kabid Kelembagaan Dispar NTB

Trending Now