Tim Gabungan Berjuang Menembus Tebing Rinjani Evakuasi WNA Brasil Terus Berlanjut

Rosyidin S
Selasa, Juni 24, 2025 | 22.02 WIB Last Updated 2025-06-25T14:34:03Z
Tim SAR Gabungan saat berjibaku dengan waktu untuk mengevakuasi WNA asal Berasil yang jatuh di Gunung Rinjani. (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com –  Hari ke empat, Tim gabungan penyelamat terus berjibaku menembus medan terjal dan cuaca ekstrem di kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju Puncak Gunung Rinjani, dalam upaya evakuasi seorang warga negara asing (WNA) asal Brasil yang terjatuh pada Sabtu (21/6) tiga hari yang lalu.


Fokus utama pada Selasa pagi adalah penurunan langsung ke lokasi korban menggunakan teknik vertical rescue, meski tantangan tebing curam dan kabut tebal masih menjadi hambatan utama.


Kepala Kantor SAR Mataram, I Nyoman Sidakarya, mengungkapkan bahwa tim telah mengerahkan segala upaya terbaiknya.


"Medan di Cemara Nunggal sangat menantang, dengan kemiringan yang ekstrem dan tebing curam. Namun, kami berkomitmen penuh untuk mengevakuasi korban secepat mungkin dengan mengutamakan keselamatan tim," ujarnya, dalam rilis diterima media ini. Selasa (24/6).


Ia juga menambahkan bahwa opsi alternatif evakuasi melalui jalur Danau Segara Anak telah disiapkan jika kendala di jalur Cemara Nunggal tak dapat diatasi.


Total 48 personel dari berbagai unsur terlibat dalam operasi ini, menunjukkan sinergi yang kuat antarlembaga. Mereka meliputi personel Basarnas, Unit SAR Lotim Brimob, Polhut, EMHC, Lorax, Porter, hingga Rinjani Squad. 


Logistik tambahan juga telah didistribusikan untuk mendukung operasional tim selama dua hari ke depan, memastikan kebutuhan dasar para rescuer terpenuhi.


Sebuah perkembangan menggembirakan terjadi pada sore hari, di mana tujuh orang rescuer berhasil mendekati titik korban. Namun, karena hari mulai gelap, mereka terpaksa melakukan 'flying camp' atau berkemah darurat di dekat lokasi.


"Ini adalah langkah maju yang signifikan. Tim sudah sangat dekat dengan korban, dan mereka memutuskan untuk bermalam di sana demi mempersiapkan evakuasi yang lebih optimal besok pagi," jelas I Nyoman Sidakarya.


Sementara itu, upaya bantuan udara melalui helikopter masih belum membuahkan hasil maksimal. Kabut tebal yang menyelimuti area sekitar lokasi kejadian menghalangi visibilitas, membuat penerbangan menjadi sangat berisiko.


"Kami telah mencoba menggunakan helikopter, namun kondisi cuaca belum memungkinkan. Keselamatan penerbangan adalah prioritas utama," kata Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan, Brigjen Marinir Edy Prakoso, yang memantau langsung kegiatan di Posko Resort Sembalun.


Brigjen Edy Prakoso tiba di Posko Resort Sembalun bersama perwakilan dari Kedutaan Besar Brasil, menunjukkan perhatian serius dari kedua belah pihak terhadap insiden ini. Evaluasi menyeluruh terus dilakukan secara berkala untuk mempercepat dan memastikan evakuasi berjalan aman dan lancar.


Untuk diketahui, sebelumnya dalam rapat koordinasi virtual pada Senin (23/6), Gubernur Iqbal yang turut didampingi Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, serta perwakilan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan Kantor SAR Mataram, menekankan pentingnya respons cepat.


"Pesan saya, bagaimanapun caranya, korban harus segera diselamatkan," tegas Gubernur Iqbal, menyiratkan urgensi situasi.


Ia menambahkan, "Karena waktu seseorang untuk bisa bertahan hidup dalam kondisi darurat hanya sekitar 72 jam, apalagi tanpa bekal. Jadi harus segera dievakuasi," imbuhnya.


Dugaan awal menyebutkan bahwa Juliana jatuh ke jurang dengan kedalaman mencapai 400 hingga 500 meter, sebuah kondisi yang membuat proses evakuasi menjadi sangat berisiko.


Menyadari tantangan tersebut, Gubernur Iqbal berencana menjalin komunikasi dengan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk memanfaatkan helikopter khusus mereka yang terbiasa beroperasi di medan sulit. 


"Lakukan kemampuan terbaik kita, termasuk kemungkinan rescue melalui airlifting menggunakan helikopter dengan pilot spesifikasi airlifter. Supaya tidak kehilangan golden time penyelamatan," ujarnya, menyoroti pentingnya momen krusial dalam penyelamatan.


Selain keselamatan korban, Gubernur Iqbal juga menyoroti reputasi NTB sebagai destinasi wisata internasional.


"Ini selain kepentingan menyelamatkan korban juga soal reputasi kita sebagai tuan rumah bahwa kita mampu memberikan perlindungan terbaik kepada tamu-tamu asing yang mengunjungi NTB," jelasnya.


Ia juga menekankan agar keselamatan tim penyelamat di lapangan tetap menjadi prioritas utama.


Insiden ini, menurut Gubernur Iqbal, telah menarik perhatian nasional di Brasil. Ia berharap, "Bagaimanapun caranya, mohon korban segera dievakuasi dan diselamatkan," tutupnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tim Gabungan Berjuang Menembus Tebing Rinjani Evakuasi WNA Brasil Terus Berlanjut

Trending Now