![]() |
Anak-anak binaan LPKA mengikuti sesi grup konseling kedua yang diselenggarakan secara virtual oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Barat (NTB), (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Upaya optimalisasi rehabilitasi narkotika di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Lombok Tengah terus digencarkan. Hari ini, anak-anak binaan LPKA mengikuti sesi grup konseling kedua yang diselenggarakan secara virtual oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan pusat kegiatan di Lapas Kelas IIA Lombok Barat pada Kamis (3/7).
Kegiatan ini merupakan bagian integral dari program rehabilitasi terpadu yang diinisiasi oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) NTB. Tujuannya adalah memastikan bahwa para penyalahguna narkotika, khususnya di lingkungan pemasyarakatan, mendapatkan dukungan penuh untuk proses pemulihan mereka.
Acara dibuka oleh Kepala Bidang Perawatan, Pengamanan, dan Kepatuhan Internal Ditjenpas NTB, Amam Saifulhaq. Dalam sambutannya yang penuh semangat, Bapak Amam menekankan urgensi sinergi antara berbagai pihak.
"Kolaborasi dan komitmen semua pihak sangat penting dalam mendukung proses rehabilitasi penyalahguna narkotika, terutama di lingkungan pemasyarakatan," tegasnya.
Sesi konseling yang berlangsung interaktif ini diisi oleh tiga pemateri dari BNNP NTB, yang secara khusus membahas topik krusial: stigma terhadap penyalahguna narkotika. Para konselor adiksi dari BNNP NTB menjelaskan bahwa stigma masih menjadi hambatan besar dalam proses pemulihan dan reintegrasi sosial para mantan penyalahguna.
"Stigma masih menjadi tantangan utama dalam proses pemulihan dan reintegrasi sosial," ujar salah satu konselor adiksi BNNP NTB.
"Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih empatik dan edukatif, baik dari internal UPT maupun masyarakat luas," imbuhnya.
Lebih lanjut, pemateri juga menyoroti pentingnya kemampuan adaptasi bagi individu yang sedang menjalani rehabilitasi.
"Keberhasilan rehabilitasi tidak hanya tergantung pada faktor medis, tetapi juga pada kesiapan mental dan sosial individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih sehat dan positif, terutama dalam menghadapi perubahan lingkungan dan proses reintegrasi ke masyarakat," pungkasnya.
Melalui kegiatan konseling ini, diharapkan petugas dan anak binaan di LPKA Kelas II Lombok Tengah semakin menyadari betapa vitalnya peran rehabilitasi dan konseling dalam membentuk kembali kehidupan mereka. Lingkungan yang mendukung pemulihan dan perubahan perilaku positif diharapkan dapat terus tercipta di dalam lembaga pemasyarakatan.