Kontroversi Donasi Juliana Marins: Agam Rinjani Dituding Ingkar Janji dan Tak Transparan

Rosyidin S
Rabu, September 17, 2025 | 20.06 WIB Last Updated 2025-09-17T12:17:09Z
Royal Sembahulun, Ketuan Forum Wisata Lingkar Rinjani, (Foto: Rosyidin/MP).

MANDALIKAPOST.com — Agam Rinjani, yang selama ini dikenal sebagai pahlawan dalam penyelamatan Juliana Marins, kini dipertanyakan transparansi dan pertanggungjawaban donasi dari warga Brasil yang dikumpulkan melalui platform Voaa Vaquinha. Sejumlah pihak menuding Agam ingkar janji dan tidak menggunakan donasi sesuai peruntukan awal.


Kecaman ini datang dari Ketua Forum Lingkar Rinjani (FLR), Royal Sembahulun, yang secara tegas mempertanyakan kejelasan penggunaan dana tersebut.


Sembahulun menyebut donasi yang terkumpul pasca viralnya insiden penyelamatan Juliana Marins di Gunung Rinjani tidak digunakan sebagaimana mestinya.


"Sejak awal saya tidak setuju diadakan penggalangan donasi. Pada saat itu donasi masuk sekitar ratusan juta ya belum mencapai Rp1,3 miliar, saya sudah keberatanujar Sembahulun," ujar Sembahulun, saat ditemui di Sembalun, pada Rabu (17/9).


Ia menjelaskan bahwa keberatannya muncul karena "dalam misi penyelamatan, tidak boleh ada donasi" atau motif terselubung di balik misi kemanusiaan.


Sembahulun sempat melunak setelah Agam Rinjani dalam sebuah podcast menyatakan donasi juga akan digunakan untuk tim, pembelian peralatan, dan penghijauan. Namun, fakta di lapangan justru berbeda.


"Agam berhak untuk menggunakan donasi itu," katanya, mengutip pernyataan Agam.


"Namun, faktanya, ia mengabaikan janji itu dan tidak memberikan kejelasan. Jelas ya, di tulisan orang Berasil yang menulis di Voaa Vaquinha sebuah lembaga tempat penggalangan donasi itu, 'silakan ini Agam akan berbagi ke teman-temannya'," tambahnya.


Selain masalah donasi, Sembahulun juga mengkritik klaim Agam yang menyebut dirinya berkontribusi dalam perbaikan jalur dan menyumbang untuk pemerintah.


"Yang saya tahu Taman Nasional Gunung Rinjani itu dapat bantuan dari Consina, bahwa Consina lah yang menyumbang melalui Agam, bukan Agam yang menyumbang ke TNGR," ungkap Sembahulun.


Ia menambahkan, TN juga sampai hari ini tidak pernah mengakui bahwa ada sumbangan dari Agam.


Ia menyayangkan banyak pihak yang membenarkan tindakan Agam dengan alasan ketenarannya telah membuat Rinjani dikenal. 


"Bukan gara-gara musibah itu baru Gunung Rinjani sekarang ini menjadi perhatian. Jauh hari sebelum musibah itu Rinjani sudah jadi perhatian semua pihak," tegasnya.


Kritik serupa juga datang dari Ketua Solidaritas Masyarakat Peduli Sembalun (SMPS), Handanil SH, yang menyayangkan klaim bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan bersumber dari dana donasi publik.


"Kami menegaskan bahwa itu tidak benar," kata Handanil.


Pernyataan yang mencoba menggiring opini publik seolah-olah seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan bersumber dari dana donasi publik senilai Rp1,3 miliar adalah menyesatkan dan tidak berdasar.


Handanil menjelaskan bahwa seluruh kegiatan tersebut dibiayai sepenuhnya dari dana sponsor seperti Consina, Arei, dan BAIC, bukan dari dana donasi publik.


"Jangan kaburkan fakta, dan mencoba menggiring opini ke sana kemari," kata Handanil.


"Mencampuradukkan kedua hal tersebut adalah bentuk manipulasi narasi untuk menutupi kewajiban moral dan hukum atas transparansi penggunaan dana publik," imbuhnya.


Ia juga menyoroti bahwa "jangankan menunaikan janji-janji besar mereka untuk tim, peralatan, dan reboisasi, bahkan dana porter untuk beberapa proses evakuasi saja kerap kali diabaikan dan tidak dibayarkan sebagaimana mestinya.


Hingga berita ini diturunkan, wartawan MANDALIKAPOST.com telah berupaya mengonfirmasi Agam Rinjani melalui telepon dan pesan WhatsApp, namun belum ada tanggapan resmi dari yang bersangkutan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kontroversi Donasi Juliana Marins: Agam Rinjani Dituding Ingkar Janji dan Tak Transparan

Trending Now