Banjir Lombok Timur: Akses Warga Terputus, Bupati Langsung Kirim Sekda ke Kementerian PUPR

Rosyidin S
Jumat, November 21, 2025 | 20.19 WIB Last Updated 2025-11-21T12:19:37Z
Sekda Lombok Timur, H.M Juaini Taofik saat memberikan bantuan secara simbolis kepada warga terdampak banjir, (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com – Hujan lebat yang melanda sebagian wilayah Lombok Timur (Lotim) pada Rabu (19/11) dua hari yang lalu telah memicu banjir luapan di beberapa titik. Dampak terparah terasa di kawasan Labuhan Lombok serta di Desa Perigi, Kecamatan Suela, di mana sebuah jembatan utama putus dan mengisolasi ratusan Kepala Keluarga (KK).


Setelah meninjau langsung lokasi bencana dan menyalurkan bantuan, Bupati Lotim, Haerul Warisin, mengambil langkah cepat dengan menugaskan Sekretaris Daerah (Sekda) untuk segera melaporkan situasi mendesak ini kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta.


Sekda Lotim, M. Juaini Taofik yang akrab disapa Kak Opik menjelaskan bahwa banjir luapan yang merendam wilayah tersebut sebagian besar diakibatkan oleh masalah kronis pada aliran sungai.


“Banjir terjadi akibat pendangkalan dan sedimentasi di beberapa aliran sungai, termasuk sungai perbatasan antara Desa Labuhan Lombok dan Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya,” kata ka Opik, saat dikonfirmasi via Wahtsapp, Jumat (21/11).


Ia menambahkan, di kawasan Pringgabaya saja, banjir telah berdampak pada ratusan KK. “Seperti kemarin sebanyak 400 lebih KK yang terdampak di Pringgabaya tepatnya di Labuhan Lombok dan Seruni Mumbul,” jelasnya.


Kerusakan paling serius dilaporkan terjadi di Desa Perigi. Kak Opik mengungkapkan bahwa putusnya jembatan di sana telah memutus akses vital masyarakat.


“Kerusakan terparah terjadi di Perigi karena jembatan yang putus merupakan akses utama masyarakat untuk pendidikan dan kegiatan ekonomi,” ujarnya.


Akibat insiden ini, sebanyak 150 KK kini mengalami kesulitan akses karena wilayah mereka terisolir.


Menurut asesmen awal, jembatan yang putus memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 3 meter, dengan ketinggian sekitar 10 meter. Biaya untuk membangun jembatan darurat diperkirakan sudah mencapai ratusan juta rupiah.


Menyadari besarnya biaya perbaikan yang mencapai Rp600 juta dengan fokus pada penggantian plat beton atau baja karena pondasi dinilai masih kuat. Bupati Lotim memutuskan untuk segera meminta dukungan dari Pemerintah Pusat.


Langkah cepat ini diambil setelah pemantauan lapangan yang dilakukan hingga larut malam.


“Begitu selesai memantau beberapa lokasi tadi malam hingga jam 23.50 Wita. Pak Bupati meminta saya menyusul ke Jakarta ke Dirjen Pengairan Kementerian PUPR,” tutur Kak Opik.


Ia menyebut proposal perbaikan jembatan dan penanganan banjir telah dikebut penyusunannya dan langsung dibawa ke Jakarta.


“Semalam kita kebut langsung proposalnya dan subuh tadi langsung berangkat,” tegasnya.


Pemerintah Kabupaten Lotim juga menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap aliran sungai besar seperti Perigi dan Kokok Tanggek, serta mencermati pola hunian masyarakat di bantaran sungai yang mempersempit aliran sebagai salah satu faktor pemicu bencana. 


Diharapkan, kunjungan Sekda ke Kementerian PUPR dapat mempercepat persetujuan dan alokasi dana untuk perbaikan infrastruktur vital tersebut.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Banjir Lombok Timur: Akses Warga Terputus, Bupati Langsung Kirim Sekda ke Kementerian PUPR

Trending Now