![]() |
| Haikal Firmansyah, Aetua umum Asisiasi Pemuda Inspirator NTB, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com — Ketua Umum Asosiasi Pemuda Inspirator NTB, Haikal Firmansyah, mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga moral, etika, serta marwah adat budaya Sasak di tengah maraknya fenomena sosial yang dinilai semakin menjauh dari nilai-nilai kearifan lokal.
Haikal menilai sejumlah
tradisi budaya di Lombok seperti nyongkolan,
sorong serah, dan berbagai
kegiatan social budaya lainnya mulai mengalami pergeseran makna. Ia menyoroti
bagaimana sebagian kalangan pemuda menjadikan tradisi adat sebagai ruang
ekspresi berlebihan, yang justru mengikis nilai-nilai kesopanan dan kehormatan
masyarakat NTB.
“Budaya Sasak itu warisan luhur, bukan
panggung untuk keseruan yang melampaui batas,” tegas Haikal, saat dikomfirmasi
melalui via Whatsapp, Rabu (26/11).
Ia menyebut bahwa
fenomena penyimpangan tersebut muncul karena sebagian pemuda terjebak dalam
gaya hidup sensasional yang tanpa disadari menjauh dari akar budaya sendiri.
Menurutnya,
pemuda semestinya menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah daerah, bukan
justru menjadi bagian dari pihak yang merusaknya.
“Semua pihak, terutama pemuda, harus berdiri
paling depan menjaga moral dan nama baik NTB,” ujarnya.
Haikal menekankan
bahwa keikutsertaan pemuda dalam tradisi adat tidak cukup hanya hadir atau
meramaikan acara, tetapi harus dibarengi dengan pemahaman nilai filosofis yang
terkandung dalam setiap ritual. Tanpa literasi budaya yang memadai, sambungnya,
tradisi hanya akan menjadi seremoni kosong yang kehilangan makna.
“Tugas pemuda hari ini adalah memahami pesan
moral di balik tradisi. Kalau tidak, budaya kita hanya tinggal kulit tanpa ruh,”
ungkapnya.
Ia juga mengajak
seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh adat dan pemerintah daerah, untuk
memperkuat ruang edukasi budaya bagi generasi muda. Menurutnya, pelestarian
budaya tidak dapat berjalan spontan, tetapi harus berbasis pembinaan dan
pemahaman yang sistematis.
“Marwah Sasak ada di tangan kita semua. Mari
jaga perilaku, jaga etika, dan jaga kehormatan NTB agar tetap dikenal sebagai
daerah yang religius, berbudaya, dan bermartabat,” tutup Haikal.

