Warnapas Academy, Integrasikan Lapas dengan Kampus, Siap Jadi Pilot Project Nasional

Rosyidin S
Senin, November 03, 2025 | 17.07 WIB Last Updated 2025-11-03T09:07:01Z
Peluncuran program Warnapas Academy bagi warga binaan di Lapas, (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Nusa Tenggara Barat (NTB) secara resmi meluncurkan sebuah program inovatif yang digadang-gadang akan mengubah wajah sistem pembinaan narapidana di Indonesia. 


Program yang diberi nama "Warnapas Academy" ini diperkenalkan pada Minggu (02/11) kemarin di Teras Udayana, Mataram, menandai pergeseran paradigma dari fokus hukuman menjadi penekanan pada pendidikan, kemandirian, dan reintegrasi sosial.


Warnapas Academy merupakan gagasan revolusioner yang mengintegrasikan dunia pendidikan tinggi dengan proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan (Lapas).


Dalam peluncuran yang meriah, Kanwil Ditjenpas NTB langsung meneken Nota Kesepakatan (MoU) dengan delapan perguruan tinggi terkemuka di NTB, termasuk institusi bergengsi Universitas Mataram (Unram).


Kepala Kanwil Ditjenpas NTB, Anak Agung Gde Krisna, menjelaskan bahwa program ini adalah sistem pembinaan baru yang menghubungkan Lapas dengan dunia akademik.


"Kami ingin membuktikan bahwa warga binaan bisa dibina untuk menjadi pribadi yang produktif dan berdaya guna," ujar Agung Krisna, menekankan visi humanis program tersebut.


Kerja sama masif dengan perguruan tinggi ini bertujuan menciptakan ekosistem pembinaan berbasis akademik, di mana Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tidak hanya dibina secara moral dan disiplin, tetapi juga ditingkatkan kapasitas intelektual dan keterampilan kerjanya.


Melalui kurikulum Warnapas Academy, WBP akan menerima pembinaan kepribadian, pendidikan formal/nonformal, dan pelatihan keterampilan yang komprehensif.


Tujuannya sangat jelas, yaitu memastikan setiap WBP memiliki kemampuan yang memadai, baik untuk bekerja di perusahaan maupun untuk membuka usaha sendiri setelah bebas.


Dukungan penuh datang dari kalangan akademisi. Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusomo, menyambut baik inisiatif ini, menyebutnya sebagai bentuk nyata dari pendidikan inklusif.


Peluncuran Warnapas Academy sengaja digelar di area Car Free Day (CFD) untuk menunjukkan aspek humanis program tersebut. Kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan sebagai ruang publik untuk memamerkan secara langsung hasil karya kreatif dan produk bernilai ekonomi yang dihasilkan oleh warga binaan.


Langkah ini adalah upaya strategis untuk mengubah stigma negatif masyarakat terhadap WBP. Agung Krisna berharap masyarakat dapat melihat langsung hasil pembinaan yang dilakukan Lapas.


"Dengan cara ini, warga binaan bisa lebih diterima setelah kembali ke masyarakat," tambah Agung Krisna penuh harap.


Kanwil Ditjenpas NTB menegaskan bahwa Warnapas Academy merupakan pilot project untuk sistem pembinaan nasional. Jika terbukti efektif dan berdampak positif, model ini siap direkomendasikan untuk diadopsi di seluruh Indonesia.


Program ini menandai tonggak penting dalam reformasi pemasyarakatan di NTB, mengubah Lapas dari sekadar tempat hukuman menjadi pusat pembelajaran dan pemberdayaan manusia. Agung Krisna menutup peluncuran dengan optimisme tinggi.


"Kita ingin warga binaan tidak hanya bebas secara fisik, tapi juga merdeka dalam pikiran dan memiliki kemampuan untuk menentukan masa depannya," pungkasnya.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Warnapas Academy, Integrasikan Lapas dengan Kampus, Siap Jadi Pilot Project Nasional

Trending Now