![]() |
| Jenazah seorang bocah perempuan berusia 6 tahun yang ditemukan hanyut, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Duka mendalam menyelimuti warga Dusun Tuntel
dan Dusun Penyaong, Desa Masbagik Timur, Kecamatan Masbagik, setelah seorang
bocah perempuan berusia 6 tahun, SM, ditemukan meninggal dunia akibat hanyut
dan tenggelam pada Sabtu (29/11) dua hari yang lalu. Korban ditemukan sekitar
300 meter dari rumahnya setelah sempat hilang sejak pagi.
Menurut
informasi dari Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, peristiwa tragis
itu dipicu derasnya aliran sungai di samping rumah korban akibat hujan deras.
“Korban diduga hanyut karena intensitas hujan
yang cukup besar, sehingga aliran sungai menjadi besar dan deras,”
jelas AKP Nikolas.
Insiden
bermula sekitar pukul 10.00 WITA ketika seorang saksi bernama Ayusi melihat
korban bermain hujan di pinggir sungai di samping rumahnya. Ayusi sempat
berusaha memperingatkan
“Saya bilang, ‘Siti, naik! Jangan main hujan,
air kali sedang besar.’ Tapi dia menjawab, ‘Tidak mau’. Saya sempat ancam mau
bilang ke ayahnya, tapi dia tetap menolak,” tutur Ayusi
sebagaimana disampaikan melalui keterangan AKP Nikolas.
Saksi
kemudian meninggalkan lokasi. Tak berselang lama, diduga korban terpeleset dan
terseret arus sungai yang tengah membesar.
Sekitar pukul
13.00 WITA, tiga anak kecil — Wira, Azim, dan Budi — berteriak kepada warga
setelah melihat bagian kaki manusia di aliran sungai. Teriakan itu didengar
oleh Haditsyah (48) yang sedang memasak di rumahnya.
“Anak-anak bilang ada kaki di sungai. Saya
langsung minta mereka antar ke tempatnya. Sesampainya di sana, terlihat kaki
korban, sementara badan dan kepalanya tertutup pelepah pinang,”
ungkap Haditsyah melalui laporan polisi yang disampaikan AKP Nikolas.
Warga yang
berdatangan kemudian mengevakuasi tubuh bocah malang itu. Amak Uji, salah satu
warga, mengangkat tubuh korban ke daratan. Saat ditemukan, korban sudah tidak
bernyawa.
Setelah
disiarkan melalui pengeras suara masjid, keluarga korban langsung mendatangi
lokasi dan membawa jasad SM ke rumah duka di Dusun Penyaong. Pihak keluarga
menyatakan menerima musibah ini sebagai kecelakaan dan menolak tindakan
autopsi.
“Keluarga sudah membuat pernyataan penolakan
autopsi. Jasad korban telah diserahkan kepada orang tua dan keluarga,”
terang AKP Nikolas Osman.
Menutup
keterangannya, AKP Nikolas mengimbau orang tua untuk memberikan pengawasan
ketat saat anak bermain di luar rumah, terlebih ketika hujan turun.
“Kami harapkan agar orang tua lebih intens
mengawasi anak-anaknya. Jika pun bermain hujan, harus dalam pengawasan langsung
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Jenazah SM
dimakamkan pada Sabtu (29/11) selepas salat Ashar sekitar pukul 16.00 WITA di
Pekuburan Umum Pokon, Desa Masbagik Timur. Warga masih larut dalam suasana duka
atas kehilangan bocah ceria tersebut.

