Tattoo Lombok, Magnet Pariwisata yang Terus Berkarya dalam Hening

MandalikaPost.com
Selasa, Juli 16, 2019 | 13.01 WIB
SENI TATTOO. Karya tatoo Maker Ink Tattoo Lombok. (Kolase/Istimewa)


MATARAM - Seni Tattoo dan pelakunya, para seniman tattoo di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diam-diam menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

Karya mereka boleh diadu. Memenangkan sejumlah kontes tattoo berkelas nasional dan internasional adalah bukti bahwa Lombok menyimpan potensi tersembunyi untuk seni yang satu ini.

Toh, perjalanan mereka mengisi industri pariwisata selama beberapa dekade, hanya berjalan hening.

Perhatian dan sentuhan pemerintah yang sangat minim, sementara stigma negatif tentang tattoo masih belum sepenuhnya bisa dihilangkan.

Seniman tattoo Lombok, Yusdhi Prasetya Jaya saat mentato lengan wisatawan di studio tattoo Maker Ink Tattoo Lombok, Kuta Mandalika.

Suasana di studio Maker Ink Lombok Tattoo di kawasan Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Selasa (16/7) terasa asyik dan nyaman.

Tangan-tangan terampil Yudhi Prasetya Jaya dengan teliti menorehkan tattoo ke lengan kiri Michael Burman.

Sketsa gambar ombak dan gunung mulai nampak di lengan wisatawan asal Australia itu, sementara Yudhi sang seniman tatoo menguatkan garis-garis sketsa dengan alat tattoo di tangan.

"Kami banyak terima wisatawan yang minta tatoo dengan gambar khas Lombok, seperti gambar cabai, ombak, cicak, kura-kura, dan ada juga sketsa gunung Rinjani," kata Yudhi, Selasa (16/7) saat Mandalikapost.com mengunjungi studionya, di kawasan Kuta Mandalika.

Seperti juga Michael yang meminta tattoo di lengan kiri, banyak wisatawan mancanegara yang mampir ke studio tattoo milik Yudhi untuk gambar-gambar khas Lombok.

Wisatawan asal Australia menjalani proses tattoo di Kuta Mandalika.

Sebagian besar wisatawan mancanegara dari Eropa, Australia dan sebagian Asia bisa dibilang penghobi tatoo.

Tatoo bergambar ikon populer di setiap destinasi wisata yang mereka kunjungi, menjadi sebuah bukti bahwa mereka pernah menghabiskan waktu di destinsi itu.

"Kebanyakan memang untuk oleh-oleh. Tattoo kecil, menandakan bahwa mereka pernah ke Lombok," kata Yudhi.

Di Kuta Mandalika, animo seni tattoo cukup besar terlihat dari suasana studio Maker Ink Lombok yang selalu ramai.

Apalagi, kawasan The Mandalika yang dikelola ITDC terus berkembang menjadi destinasi wisata dunia seiring rencana event sport internasional MotpGP 2021 mendatang.

Yudhi hanya satu dari sekitar 25 seniman tatoo di Lombok yang tergabung dalam wadah Lombok Tattoo Art Community (LTLC).

Para seniman ini tersebar di sejumlah destinasi wisata di Lombok dan Gili-Gili di Utara Lombok.

Secara kualitas, seniman tattoo di Lombok tak bisa diragukan.

Yudhi bersama seniman lainnya De Ar, misalnya.

Keduanya sudah beberapa kali berkolaborasi mengikuti sejumlah event kontes tattoo, dan meraih beberapa penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Yang paling bangga adalah saat menjadi juara II dalam kontes tattoo internasional di Bali Tattoo Expo 2019, bulan Mei lalu. Setidaknya orang luar negeri jadi tahu bahwa di Lombok juga ada seniman tatoo yang handal," aku De Ar.

Seniman tattoo Lombok, De Ar saat menerima penghargaan juara II kontes tattoo internasional di Bali.

Kontes diikuti lebih dari 160 seniman tattoo dari Indonesia dan juga dari sejumlah negara, Eropa, Australia, dan sebagian Asia seperti Jepang dan Korea.

Tatoo, lukisan bernilai seni di bagian tubuh menjadi salah satu daya tarik wisata secara global.

Di sejumlah negara destinasi wisata, seniman tatoo mendapatkan penghormatan cukup baik dari pemerintah, masyarakat, dan tentu saja para wisatawan mancanegara.

Keberadaan mereka melengkapi kebutuhan seni di destinasi yang ada.

Sayang, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) potensi seni tattoo belum begitu terangkat.

Para seniman tattoo seolah berjuang sendirian, di saat keberadaan mereka cukup banyak dicari oleh para wisatawan mancanegara.

Meski tanpa sentuhan perhatian Pemerintah Daerah, mereka mengisi dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Lombok.

"Kami memang masih dipandang sebelah mata. Apalagi stigma negatif tentang tattoo kan masih ada.Tapi kami harus tetap berkarya, sekaligus menepis stigma dengan membuat hal yang positif dan bisa mengangkat nama Lombok," tukasnya.

Seniman tattoo Lombok, Yudhi Prasetya Jaya saat menerima penghargaan juara I dalam kontes tattoo di Jakarta. 

Ketua LTLC Ketut Mahajaya mengakui, perhatian Pemda yang masih minim untuk komunitas seniman tattoo di Lombok dan NTB secara umum.

Padahal dari sisi potensi, hal ini sangat luar biasa untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata.

"Jadi memang tepat, selama ini para seniman tatoo seolah berkarya dalam keheningan, meski pun mereka sudah beberapa kali mengangkat nama Lombok ke kancah nasional dan internasional lewat karya tatoo," tukasnya.(*)

Selanjutnya : Tatoo, Sang Legenda dan Suara Para Seniman Lombok !!
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tattoo Lombok, Magnet Pariwisata yang Terus Berkarya dalam Hening

Trending Now