Kunjungi The Griya Lombok, Guru dan Siswa SMPN 9 Mataram Antusias Mengolah Limbah Kertas Menjadi Karya Seni Eksotis

Panca Nugraha
Sabtu, Januari 20, 2024 | 13.40 WIB Last Updated 2024-01-20T05:40:35Z

 

Kunjungi The Griya Lombok, Guru dan Siswa SMPN 9 Mataram Antusias Mengolah Limbah Kertas Menjadi Karya Seni Eksotis.

MANDALIKAPOST.com - Rombongan guru dan siswa pengurus OSIS SMP Negeri 9 Mataram, mengunjungi The Griya Lombok, sebuah galery kerajinan seni kertas atau Paper Art di Kota Mataram, Jumat sore 19 Januari 2024.


Rombongan dipimpin Guru IPA, Nanik Yuliani didampingi Guru BK Subriyanti dan Suhaeni, serta Guru IPA Sari Hartini, dan Guru Bahasa Indonesia Enny Nur Hasanah.


Para guru mendampingi 10 siswa yang merupakan pengurus OSIS, melakukan kunjungan lapangan sekaligus belajar praktik mengolah sampah limbah kertas menjadi karya seni di The Griya Lombok.


"Kami mengunjungi The Griya Lombok untuk belajar langsung membuat karya seni dari limbah kertas. Kegiatan ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar untuk membentuk karakter Pelajar Pancasila," kata Ketua Rombongan SMPN 9 Mataram, Nanik Yuliani, saat dijumpai Mandalika Post di sela kegiatan di Galery The Griya Lombok.


Nanik memaparkan, dalam Merdeka Belajar, guru sebagai agen perubahan, berperan penting untuk membawa tujuan kegiatan belajar mengajar lebih efektif, efisien, dan optimal.


Kegiatan belajar mengajar bukan sekadar meningkatkan motivasi dan potensi peserta didik, tetapi membuat peserta didik berkarakter. Sumber daya manusia/peserta didik yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


"Dimensi dalam Profil Pelajaran Pancasila, satu sama lain saling berkaitan dan menguatkan untuk mewujudkan Profil Pelajaran Pancasila, harus dilalukan secara bersamaan tidak parsial," urainya.


Kunjungi The Griya Lombok, Guru dan Siswa SMPN 9 Mataram Antusias Mengolah Limbah Kertas Menjadi Karya Seni Eksotis.

Keenam dimensi tersebut antara lain Beriman atau bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, serta Kreatif.


"Keenam dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kompetensi kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai identitas/jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga global. Termasuk daya kreatif seperti yang bisa kita pelajari dari The Griya Lombok ini," kata Nanik.


Nanik menjelaskan, para siswa di SMPN 9 Mataram sebelumnya sudah membuat ecobrick dari botol bekas yang diisi sampah, dimana ecobrick kemudian disusun menjadi meja dan kursi.


"Ada 4 meja dan 36 kursi dadi ecobrick yang dibuat para siswa sejak semester genap kemarin, kami gunakan untuk Ruang Literasi Sekolah. Tapi memang karya anak anak belum sebagus dan seunik karya The Griya Lombok, sehingga kami perlu belajar kesini," katanya.


Nanik Yuliani saat berada di The Griya Lombok.


Nanik berharap, perwakilan OSIS yang berkunjung ke The Griya Lombok bisa menularkan pelajaran yang mereka dapatkan kepada siswa lainnya di sekolah nantinya.


Rombongan SMPN 9 Mataram disambut hangat owner The Griya Lombok, Theo Setiadi Sutedja. Pria ramah dan inspiratif ini langsung mengajarkan teori dan praktek mengolah limbah kertas menjadi karya seni. Sesekali Theo nampak berdiskusi ringan dengan para guru dan siswa yang datang.


"Kami sangat senang bisa berkunjung kemari, di The Griya Lombok. Bukan hanya karya seni yang bisa dipelajari tetapi juga keramahtamahan sambutan om Theo sebagai owner The Griya Lombok," kata Sekretaris OSIS SMPN 9 Mataram, IGA Ajeng Suryaningsih.


Selain karya seni, papar Ajeng, The Griya Lombok juga menginspirasi dalam hal pelestarian lingkungan, mereduksi sampah kertas dan anorganik lainnya, serta semangat menjaga kebersihan lingkungan.


Sekretaris OSIS SMPN 9 Mataram, IGA Ajeng Suryaningsih bersama karya seninya di The Griya Lombok.


Ajeng dan teman-temannya berkesempatan membuat karya seni dari limbah kertas. Bahan baku disediakan dari The Griya Lombok, dan mereka bisa mendesain karya seni sesuai daya kreatif masing masing.


"Saya buat bingkai foto berbentuk love," ujar Ajeng bangga.


Sementara itu, owner The Griya Lombok, Theo Setiadi Sutedja mengatakan, pihaknya menyambut baik siapa saja yang datang ke Galery The Griya Lombok.


"Adik adik dari SMPN 9 Mataram harus bisa jadi inspirasi untuk siswa lainnya. Saya juga sangat mendukung Merdeka Belajar, karena setiap anak memiliki daya kreativitas masing masing yang harus terus ditempa sesuai karakter Pancasila," katanya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kunjungi The Griya Lombok, Guru dan Siswa SMPN 9 Mataram Antusias Mengolah Limbah Kertas Menjadi Karya Seni Eksotis

Trending Now