Keguguran Usai Bertugas di TPS, Reni Bersyukur Dijamin BPJS Kesehatan

Ariyati Astini
Sabtu, Maret 30, 2024 | 09.49 WIB Last Updated 2024-03-30T01:49:24Z

 

Foto : Narasumber Reni Juliantika




MANDALIKAPOST.com- Terlaksananya pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada pertengahan Februari 2024 lalu, tak lepas dari peran para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS), di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS). Termasuk di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).


Sejumlah kejadian kurang mengenakkan yang dialami oleh petugas KPPS, salah satunya adalah kondisi kesehatan yang terganggu. Hal ini lantaran padatnya aktivitas para petugas KPPS yang bekerja dari pagi hingga keesokan hari. Seperti yang dialami oleh Reni Juliantika (21) yang mengalami keguguran usai menjadi petugas KPPS di TPS 07 Tanjung Karang, Kota Mataram. Reni keguguran akibat kelelahan dalam kondisi hamil muda, tepatnya ketika usia kehamilannya dua bulan.


Reni yang didampingi suaminya Muhammad Zamharir menceritakan, pada hari pemungutan suara, ia sudah berada di TPS untuk menjalankan tugasnya sebagai anggota KPPS. Ia mulai bekerja terhitung mulai 6 pagi hingga kembali bertemu dengan pukul 6 pagi keesokan harinya. Sepanjang 12 jam bekerja, Reni pun sempat merasakan ada kejanggalan pada kehamilannya.


"Pada 15 Februari 2024 pagi, saya pulang ke rumah untuk istirahat, karena baru saja menyelesaikan tugas. Saat itu saya merasakan ada kram di perut. Sampai waktu malam tiba, saya mendapati ada keluar bercak cokelat, kemudian saya lap menggunakan pembalut, ternyata ada bercak darah merah. Akhirnya pada Jumat pagi, 16 Februari 2024, saya diantar suami ke Puskesmas untuk memeriksakan keadaan kehamilan saya," ujar Reni.


Reni dan suaminya  pun langsung menuju Puskesmas terdekat dari kediamannya. Puskesmas tersebut merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdaftar pada kepesertaan JKN miliknya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.


"Jam 8 pagi sampai dengan jam 10 pagi, pihak Puskesmas mengambil sampel darah dan cek urin. Saya juga ditensi. Semua hasil normal, janinnya masih bagus, jika sampai dua hari masih ada flek, baru itu berisiko kata pihak Puskesmas," kata Reni menjelaskan.


Sampai di situ, Reni dan suami kembali ke rumah untuk beristirahat karena kondisi Reni yang masih terlihat lesu. Namun tak lama kemudian Reni merasakan kembali kram pada perutnya. Ia pun segera kembali ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan.


"Ketika bangun dan melihat di pembalut ada darah segar, saya langsung menelpon suami. Walaupun saya sudah makan dan minum susu ibu hamil, saya merasakan perut kram secara terus menerus. Malam harinya saat terbangun hendak buang air kecil, ada keluar gumpalan darah, dan akhirnya tanpa pikir panjang, saya dan suami bergegas kembali ke Puskesmas untuk kembali diperiksa," ungkapnya.


Tiba di Puskesmas dengan sigap perawat langsung memeriksakan kehamilan Reni. Pihak Puskesmas pun belum berani memastikan janin Reni masih bertahan atau tidak, sehingga Puskesmas memberikan rujukan ke rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut. Begitu tiba di rumah sakit, suami Reni menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan mengatakan bahwa Reni adalah peserta JKN.


"Begitu masuk IGD, saya langsung diberikan tindakan, dikeluarkan seperti gumpalan daging oleh dokter yang berjaga di IGD rumah sakit. Setelahnya, saya dibawa ke ruangan bersalin untuk dilakukan USG. Dari hasil USG, dokter menyatakan bahwa saya keguguran," ujarnya.


Selanjutnya pihak rumah sakit melakukan rontgen. Dari hasil rontgen ada sisa gumpalan darah di dalam perut, dan harus dilakukan kuretase untuk pembersihan sisa gumpalan pada janin. Meskipun dalam keadaan berduka, di sisi lain Reni juga sedikit merasa bebannya terangkat karena dengan menjadi anggota KPPS, ia telah menjadi peserta JKN. Selain semua biaya pengobatannya ditanggung JKN, ia juga mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun di rumah sakit.


"Mulai dari pelayanan di Puskesmas, pengantaran dengan ambulans, sampai di pelayanan di rumah sakit ini, saya sama sekali tidak mengeluarkan uang sedikit pun. Pelayanan di Puskesmas maupun di rumah sakit sudah bagus dan memudahkan peserta BPJS Kesehatan. Harapan saya semoga BPJS Kesehatan dapat semakin memudahkan pesertanya untuk mengakses pelayanan kesehatan. Walaupun sekarang pelayanannya juga sudah bagus, namun semoga ke depan tetap dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan lagi,” ujar Reni. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Keguguran Usai Bertugas di TPS, Reni Bersyukur Dijamin BPJS Kesehatan

Trending Now