![]() |
Serah: Bupati Lombok Timur, H. Hareul Warisan menyerahkan buku rekening kepada seorang anak yatim secara simbolis. (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com– Ribuan anak yatim piatu di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terancam tidak dapat menerima bantuan sosial dari pemerintah. Persoalan utamanya bukan pada ketersediaan dana, melainkan data mereka yang belum tercatat secara resmi dalam sistem pendataan negara.
Kondisi ini terungkap dalam kegiatan Aktivasi Buku Rekening Anak Yatim Piatu Mandiri di Pendopo Bupati Lotim pada Senin (19/5) beberapa hari yang lalu.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan penyerahan bantuan simbolis kepada 6.800 anak yatim piatu dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar 1.972 anak belum dapat mencairkan bantuan karena terkendala rekening yang belum aktif atau administrasi yang belum lengkap.
Perwakilan Kementerian Sosial RI, Ari Mukti, menjelaskan bahwa kendala utama terletak pada pendataan yang belum menyeluruh. Ia secara khusus menyoroti tingginya angka anak yatim piatu di Lotim dibandingkan daerah lain di Indonesia.
"Lombok Timur adalah daerah dengan jumlah anak yatim piatu terbanyak dari seluruh kabupaten/kota," ujar Ari.
Menurutnya, anak-anak yang terdata melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) cenderung lebih mudah dalam aktivasi bantuan. Sebaliknya, anak yatim dari kalangan individu yang tidak dinaungi lembaga, banyak yang tercecer karena tidak tersentuh oleh sistem yang ada.
"Dari total 6.800 anak, sebanyak 3.000 berasal dari lembaga. Sisanya individu, dan mayoritas dari individu inilah yang belum melakukan aktivasi," ungkap Ari.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini, bantuan yang sudah berhasil dicairkan berjumlah 4.166 anak. Sisanya masih dalam proses dan memerlukan percepatan agar semua anak mendapatkan haknya.
"Yang belum aktivasi perlu diprioritaskan. Karena bantuan ini sangat penting, walaupun nominalnya hanya Rp 200 ribu per bulan," tuturnya.
Menanggapi kondisi ini, Bupati Lotim, H. Haerul Warisin atau akrab disapa H. Iron, menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan membiarkan ribuan anak yatim terabaikan hanya karena kesalahan sistem.
"Persoalan anak yatim piatu ini tidak bisa kita bebankan seluruhnya ke pemerintah pusat. Daerah juga harus turun tangan secara serius," tegas H. Iron.
Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Lotim akan menggandeng berbagai pihak, termasuk BAZNAS, CSR BUMD, dan organisasi pengelola zakat (OPZ) di tingkat kecamatan. Kerjasama ini bertujuan untuk menutupi kekurangan pendataan dan membantu percepatan aktivasi bantuan.
"Saya sudah minta Dinas Sosial berkoordinasi dengan semua OPZ. Harus ada verifikasi ulang agar tidak ada anak yatim yang luput," tegasnya.
Dalam sambutannya, H. Iron juga menyampaikan pesan menyentuh kepada anak-anak yatim yang hadir. Ia meminta mereka tidak berkecil hati karena kehilangan orang tua.
"Jangan merasa lebih rendah karena tidak punya ayah atau ibu. Banyak anak yatim yang sukses besar, justru karena mereka kuat menghadapi hidup sejak dini," pesannya.
Lebih lanjut, H. Iron mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjadi orang tua bagi anak-anak yatim piatu. Menurutnya, menyayangi dan membantu mereka bukan hanya tugas negara, melainkan tanggung jawab sosial dan moral setiap insan.
"Siapa lagi yang akan memelihara mereka kalau bukan kita? Harta yang disedekahkan tidak akan berkurang. Justru akan bertambah keberkahannya," pungkasnya.