![]() |
Bapak Benun, korban banjir Mataram. |
MANDALIKAPOST.COM. Mataram – Ketika banjir bandang datang menyapu Kelurahan Bertais, Kota Mataram, Minggu petang (6/7/2025), Benun (65) hanya memiliki satu hal di pikirannya, menyelamatkan istrinya.
Ia mengorbankan segalanya , rumah, mobil, motor, dan perabotan, demi menyelamatkan sang istri, Mariani (61) yang tengah terbaring sakit akibat stroke.
Dalam derasnya hujan dan naiknya arus air yang begitu cepat, Benun membopong istrinya menyusuri jalanan tergenang menuju tempat aman.
“Malam itu air naik cepat sekali, langsung satu meter. Mobil dan motor saya masih bisa diselamatkan, tapi istri saya prioritas. Saya langsung telepon menantu di Medas untuk jemput,” ucap Benun lirih, Senin (7/7), sambil duduk di depan halaman rumahnya yang kini tinggal puing-puing.
Halaman rumah Benun yang berada persis di pinggir sungai depan SMPN 22 Mataram amblas diseret arus. Mobil satu-satunya, Kijang tua yang biasa ia pakai sehari-hari, hilang terseret banjir dan hingga kini belum ditemukan. Dua unit motornya pun sempat hanyut, namun berhasil diselamatkan tetangganya.
“Semuanya hanyut, tapi tidak apa-apa. Yang penting istri selamat,” katanya pasrah.
Kini, rumah yang ia tempati pun rawan ambruk. Bagian fondasi tergerus air, dan jembatan kecil yang menghubungkan halaman dengan rumah mulai retak.
Ia memperkirakan total kerugian mencapai lebih dari Rp100 juta, mencakup mobil, perabotan, dan bagian rumah yang rusak.
“Saya ini pensiunan. Kalau harus bangun ulang dan talut sendiri, berat sekali. Saya harap ada bantuan dari pemerintah,” ujarnya pelan.
Benun adalah satu dari ribuan warga Kota Mataram yang terdampak langsung banjir bandang kali ini. Namun kisahnya menunjukkan bahwa di tengah bencana besar, kemanusiaan dan kasih sayang tetap menjadi hal yang paling utama.
Reporter: Bukran Hafizi