![]() |
Ruang kelas baru SDN 2 Sembalun Bumbung dalam proses pembangunan, (Foto: Istimewa/MP). |
MANDALIKAPOST.com – Setelah penantian panjang pascagempa 2018, SD Negeri 2 Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, akhirnya mendapatkan alokasi dana dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) senilai lebih dari Rp700 juta lebih.
Bantuan ini disambut antusias oleh pihak sekolah, guru, siswa, hingga komite sekolah, menjadi titik balik untuk memulihkan sarana prasarana yang sempat porak-poranda.
Bantuan ini mencakup pembangunan tiga ruang kelas, satu ruang guru, dan satu unit kamar mandi (WC). Kepala SDN 2 Sembalun Bumbung, Subhan S.Pd, mengungkapkan rasa syukurnya dan antusiasme yang luar biasa dari seluruh warga sekolah.
"Alhamdulillah terima kasih pak kepala, kita sekarang ini dapat bangunan," ucap Subhan, mengutip tanggapan para guru, saat ditemui di Sembalun, Senin (12/10).
Ia juga menambahkan, "Hari pertama datang bahan bangunan itu siswa kami di sini begitu antusias begitu senang." Imbuhnya.
Total dana yang dialokasikan diperkirakan mencapai sekitar Rp722.000.000 juta dari Dana Alokasi Umum (DAU), dengan durasi 100 hari. Pembangunan ini merupakan jawaban atas pengajuan yang telah dilakukan berulang kali sejak gempa 2018.
Meskipun mendapat RKB baru, pihak sekolah masih menghadapi tantangan kekurangan ruang lokal belajar baru (Rombel) yang permanen. Dengan jumlah siswa yang kini mencapai 200 orang meningkat dari sebelumnyadari 120, sekolah masih membutuhkan setidaknya empat lokal ruangan permanen tambahan.
Subhan menjelaskan, "Kita kurang 4 rombel lagi sebenarnya. Untuk sementara huntara ini tetap kita pakai," ujar Subhan.
Terkait pemanfaatan bangunan hunian sementara (Huntara) pascapembangunan RKB, Subhan memiliki beberapa rencana. Ia berharap Huntara dapat dialihfungsikan menjadi fasilitas pendukung.
"Nah, apabila kita dapat, ya tentu huntara ini bisa kita gunakan untuk hal yang lain. Karena mengingat di sekolah kita ini kan masih belum punya panggung dan belum punya mushola. Itu kan bisa kita gunakan ke sana nanti, dapur kita juga belum ada kan, gudang kita enggak ada," paparnya.
Sebelumnya, kondisi Huntara yang digunakan untuk belajar sudah tidak layak karena bocor dan banjir. Salah satu unit Huntara bahkan sempat dijual untuk memperbaiki unit lainnya agar tetap layak pakai sementara waktu.
Kepala sekolah menegaskan bahwa kualitas bahan bangunan dan pengerjaan selalu dikoordinasikan dengan ketat.
"Kami mencari bahan bangunan itu bersama-sama sesuai dengan kebutuhan sekolah," kata Subhan.
Ia juga mengapresiasi kinerja kontraktor, "Kontraktor kita juga luar biasa dalam hal ini. Seperti pasir, bahkan batu bata juga kemarin itu ditolak karena kurang kurang matang dan masih lembek. Langsung disuruh ganti oleh kontraktornya, itulah bentuk perhatian yang luar biasa dari kontraktor lnya," tuturnya.
Kanit UPTD Sembalun, H. Rumlan S.Pd., turut memberikan apresiasi dan menyoroti kolaborasi yang menjadi kunci keberhasilan.
"Alhamdulillah SD 2 ini ada perubahan walaupun dia masih Plt kepala sekolahnya. Luar biasa yaitu pekerjaannya dan responnya kerjasamanya dengan komiti dengan wali murid," puji H. Rumlan.
Ia menambahkan, "Bahkan sebelum dapat bantuan ini dari Komite itu menyumbangkan kalau enggak salah itu 3 juta untuk rehab sementara," tambahnya.
Mengenai kualitas bangunan baru, H. Rumlan menyatakan optimisme. "Kalau saya bandingkan dengan sekolah-sekolah yang dibangunan tahun-tahun sebelumnya itu, ini termasuk yang paling bagus menurut saya," tegasnya.
Kanit UPTD Sembalun berharap penambahan sarana prasarana yang baik akan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan dan prestasi siswa.
"Kalau sarana prasarana itu bagus memenuhi krereteria, maka kualitas pendidikan itu akan baik prestasi dan sebagainya itu otomatis akan meningkat," ujarnya.
Melihat pertumbuhan jumlah siswa, harapan terbesar saat ini adalah mendapatkan bantuan RKB lanjutan.
"Harapan kami ke depan itu, mudah-mudahan dari dinas terkait itu mendapat ruangan baru. Karena kami kekurangan RKB di sini. Nah, mudah-mudahan kami dapat, ya minimal kita dikasih 3 unit lah, 2-3 ruang," tutup H. Rumlan.
Kepala sekolah juga terus berkoordinasi dengan atasan untuk mengupayakan penambahan RKB baru untuk memenuhi robel yang masih kurang di sekolah setempat.