Program JKN Bantu Hilda Pulih Lewat Operasi

Ariyati Astini
Kamis, November 06, 2025 | 13.42 WIB Last Updated 2025-11-06T05:42:07Z

 

Narasumber : Hilda Mariana Hapsah


MANDALIKAPOST.com – Tidak semua luka terlihat saat baru terjadi. Begitulah yang dialami oleh Hilda Mariana Hapsah (43) warga Dasan Agung, Mataram. Hilda bercerita, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, ia pernah mengalami kecelakaan tabrak lari bersama temannya. Meski sempat terjatuh dan merasa kaget, ia tidak mengalami luka berat dan memilih tidak memeriksakan diri ke dokter. Namun siapa sangka, peristiwa kecil itu meninggalkan dampak yang baru terasa puluhan tahun kemudian.


“Waktu SD dulu saya sempat jatuh karena menghindari motor bersama teman masa kecil. Saya kira tidak apa-apa, saat itu juga masih ga terlalu mikirin karena hanya lecet sedikit. Tapi lama-lama bagian hidung mulai terasa bengkak dan nyeri,” ungkap Hilda, Kamis (09/10).


Memasuki usia remaja, rasa nyeri itu mulai terasa mengganggu. Saat SMA, Hilda sering merasakan nyeri di sekitar hidung yang menjalar hingga ke mata. Tanpa sebab, matanya sering berair, dan rasa nyeri datang tiba-tiba terutama ketika sedang beraktivitas. Namun karena takut dioperasi, ia memilih menahannya bertahun-tahun.


“Waktu itu masih takut untuk operasi, dulu kalau dengar kata operasi rasanya ngeri. Jadi saya biarkan saja, asal bisa bernafas dan tidak terlalu sakit,” ungkap Hilda.


Hingga akhirnya, seiring bertambahnya usia, rasa nyeri yang dulu datang sesekali mulai terasa hampir setiap hari. Hilda mulai kesulitan bernapas dan merasakan tekanan di bagian wajah sebelah kiri. Kondisinya membuat ia sulit tidur dan sering merasa pusing. Dorongan dari keluarga akhirnya membuatnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit Risa Sentra Medika.


Hari Minggu sore, Hilda datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Risa Sentral Medika. Setelah diperiksa oleh dokter, ia disarankan untuk segera dioperasi untuk memperbaiki tulang hidung yang bergeser dan menekan bagian sekitarnya. Esok paginya, operasi pun dilakukan dengan lancar.


“Awalnya deg-degan sekali, tapi perawatnya banyak menenangkan. Saya bersyukur semuanya berjalan baik. Sekarang rasanya jauh lebih lega, sudah bisa bernapas dengan lebih nyaman,” tambah Hilda.


Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kelas 3 yang ditanggung oleh pemerintah daerah melalui Puskesmas Taliwang, seluruh proses perawatan dan operasi yang dijalaninya tidak dipungut biaya. Hilda mengaku sangat terbantu karena tidak perlu memikirkan biaya pengobatan yang besar.


“Semua ditanggung BPJS Kesehatan, dari awal masuk sampai pasca operasi. Saya benar-benar terbantu. Kalau harus bayar sendiri, mungkin saya akan menunda lagi,” cerita Hilda.


Kini, kondisi Hilda mulai pulih. Bengkak di sekitar hidung berangsur hilang, dan dokter menyarankan untuk tetap kontrol agar pemulihan berjalan optimal. Ia pun bertekad untuk lebih memperhatikan kesehatan diri dan tidak lagi menunda pengobatan.


“Saya baru sadar, kalau sakit jangan ditunda. Sekarang bersyukur sekali ada JKN. Jadi kita tidak perlu takut datang ke rumah sakit, apalagi kalau sudah merasa tidak enak badan, sekarang saya hanya perlu fokus untuk pemulihan walaupun nafas masih menggunakan mulut,” jelas Hilda.


Melalui kisah Hilda, tergambar jelas pentingnya kesadaran untuk menjaga kesehatan sejak dini dan tidak menunda pemeriksaan medis. Program JKN terus menjadi bukti nyata gotong royong masyarakat Indonesia, memberikan perlindungan bagi setiap orang tanpa memandang latar belakang.


“Terima kasih untuk BPJS Kesehatan. Karena program ini, saya akhirnya berani berobat dan bisa merasakan lega setelah sekian lama,” tutup Hilda dengan senyum tipis penuh rasa syukur.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Program JKN Bantu Hilda Pulih Lewat Operasi

Trending Now