Warga Sukaraja 'Semprot' PDAM Lombok Timur: Dua Bulan Air Mati, Tagihan Jalan Terus

Rosyidin S
Kamis, Desember 25, 2025 | 23.34 WIB Last Updated 2025-12-25T15:34:32Z
Ilustrasi: Nmpak keran saluran air PDAM kosong di salah satu rumah warga, (Foto: Istimewa/MP).

MANDALIKAPOST.com – Keberadaan Reservoir Sukaraja milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru kini menjadi sorotan tajam.


Alih-alih menjadi solusi krisis air, infrastruktur tersebut dinilai gagal memberikan manfaat optimal bagi warga setempat lantaran distribusi air yang sering macet total dalam dua bulan terakhir.


Kekecewaan warga memuncak karena meskipun aliran air tak kunjung sampai ke rumah, tagihan bulanan tetap datang secara reguler. Ironisnya, warga tetap disiplin membayar meski merasa dibebani oleh layanan yang tidak pernah mereka nikmati.


Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sukaraja, Syamsul Bahri, mengungkapkan bahwa salah satu akar permasalahan adalah kesalahan teknis dalam penempatan lokasi reservoir. Menurutnya, posisi penampungan air tersebut berada di titik yang lebih rendah dibandingkan pemukiman warga.


“Letaknya memang di Desa Sukaraja, tapi sebagian besar warga belum bisa menikmati aliran air. Posisi reservoir lebih rendah dari rumah warga, sehingga air tidak mampu naik,” ujar Syamsul Bahri saat ditemui di Kantor Desa Sukaraja, Rabu (24/12) kemarin.


Kondisi ini menyebabkan tekanan air tidak cukup kuat untuk menjangkau rumah-rumah yang berada di wilayah dengan elevasi lebih tinggi.


Tak hanya masalah teknis elevasi, Syamsul juga membeberkan fakta miris di salah satu dusun yang mengalami mati air total selama kurang lebih dua bulan. Meski keran warga kering kerontang, tagihan dari PDAM tetap muncul dan harus dibayar.


Kondisi ini dianggap sangat tidak adil bagi masyarakat yang taat administrasi namun tidak mendapatkan haknya sebagai konsumen.


“Jangan membebani masyarakat dengan tagihan air, padahal airnya tidak pernah mengalir dan tidak digunakan,” tegas Syamsul.


Mewakili keresahan warga, BPD Sukaraja mendesak manajemen PDAM Lombok Timur untuk segera turun tangan melakukan evaluasi teknis. Pihak desa meminta adanya perbaikan sistem agar reservoir tersebut benar-benar berfungsi sesuai tujuannya.


Selain solusi teknis, warga menuntut keadilan dalam sistem penagihan. Mereka meminta PDAM bersikap transparan dan tidak memungut biaya selama distribusi air masih terhenti.


Hingga berita ini diturunkan, warga masih menunggu langkah konkret dari PDAM Lombok Timur untuk mengakhiri krisis air yang mencekik produktivitas warga di Desa Sukaraja.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Warga Sukaraja 'Semprot' PDAM Lombok Timur: Dua Bulan Air Mati, Tagihan Jalan Terus

Trending Now